14 Jun
14Jun

Bagaimana jadinya jika Bank Indonesia mencetak uang sebanyak-banyaknya? Apakah benar dapat menjadi solusi bagi permasalahan kemiskinan di Indonesia? atau malah dapat memicu permasalahan lain? mungkin sempat terlintas di benak anda terkait pertanyaan-pertanyaan tersebut

yuk cari tahu jawabannya disini!

Nilai Uang Akan Semakin kecil atau Tak Berarti Lagi 

Ketika dalam satu negara terdapat banyak sekali uang yang beredar namun tidak diimbangi dengan banyaknya barang yang tersedia, maka harga barang tersebut akan naik lebih tinggi dan langka dicari, hasilnya nilai uang semakin dinilai tidak berharga. 

untuk lebih jelasnya mari kita simak contoh ilustrasi kisah paman Gober alias 

Siapa yang tak kenal Paman Gober? yap dia adalah temannnya paman Donal di serial Donal duck 

Pernah di suatu ketika paman Gober sedang mengajar di kebunnya, sedang Donal dan keponakannya bekerja menyemai bibit di perkebunan sayur milik paman gober juga. Paman Gober memang terkenal pelit sekali, jadi walau sudah kaya ia tetap bekerja dan menimbun uang hasil ia bekerja selama ia hidup tersimpan rapi di sebuah gudang. 

Saat bekerja, tiba-tiba mereka mendengar gemuruh angin, ternayata suara tersebut adalah tornado atau angin ribut yang menggulung gudang uang paman Gober mengangkat keseluruhan uang paman Gober keangkasa dan setelah tornado berhenti maka uang uang tersebut berjatuhan seperti terjadi hujan uang di kota bebek. 

Seluruh Masyarakat di kota bebek pun sumringah dan memungut hingga berebut uang yang adauntuk diambil  sebanyak-banyaknya, tak terkecuali dengan Donal dan juga para keponakannya yang memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Paman Gober hanya bergumam kesal dan meyakini bahwa mereka dan uang-uang itu akan kembali. 

Orang-orang berbondong-bondong meninggalkan pekerjaan mereka dan berburu untuk berbelanja menikmati kekayaan baru mereka, ada stu orang yang pergi ke showroom untuk membeli mobil eh yang dia dapat malah teriakan si penjual "Saya tidak perlu menjual mobil lagi, Saya sudah kaya" yang lainnya berbaris di stasiun kereta untuk berlibu ke tempat impian mereka namun lagi lagi kereta tidak berjalan yaa ternyata para pekerja kereta api pun memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Mereka semua sudah punya banyak uang dan merasa tidak perlu bekerja karena sudah kaya raya mendadak. 

berbeda dengan gober yang tidak mengenal lelah terus mencangkul karena pada dasarnya seluruh harta yang beredar di masyarakat adalah milik Gober dan meski sudah kaya Gober tetap akan bekerja demi mengumpulkan yang lebih banyak. 

Berbagai Toko pun kosong dan orang-orang yang berkeliaran dengan jutaan dolar di saku mereka nampak kebingungan. Donal dan keponakannya kembeli ke perkebunan denagn rasa lapar dan kecewa lalu mengambil cangkul yang sebelumnya mereka tinggalkan.

Selang beberapa hari kemudian munculah rumor bahwa ada sebuah ladang perkebunan yang masih menjual makanan, yap di mana lagi kalau bukan di ladang perkebunan milik paman Gober. Paman Gober pun mengarahkan kepada seluruh keponakannya dibantu juga oleh Donal untuk menjajakan dagangannya. Sesuai dengan dugaan paman Gober ladang perkebunannya itu pada akhirnya dipenuhi oleh antrian ratusan para pembeli yang siap membelanjakan uanganya untuk barang yang diperlukannya. Disitu paman Gober sengaja menaikan harga jualnya berkali kali lipat dan para pembeli pun tidak mempermasalahkan hal itu karena mereka sudah sangat membutuhkan makanan. Dari kejadian tersebut pada akhirnya semuanya kembali normal. Seluruh masyarakat di kota bebek kembali ke pekerjaannya dan isi gudang paman Gober kembali dipenuhi uang yang bertambah banyak pula. 

Menarik bukan? yup, meskipun dlam kasus ini bukanlah pencetakan uang yang banyak, tapi kita sepakati bahwa yang disorot adalah peredaran uang yang lebih banyak dari biasanya akan menimbulkan berbagai masalah baru. 

Jika Anda merasa kisah Paman Gober di kota bebek ini terlalu fiksi maka mari kita simak contoh nyata terkait negara-negara yang pernah mencetak uang banyak, bahkan Indonesia juga pernah loh diposisi mencetak uang lebih banyak, baiklah mari kita simak kisahnya di bagian selanjutnya, maka dari itu simak Artikel ini sampai selesai yaa!

Mencetak Uang Bukanlah Solusi 

Dalam mencetak atau menerbitkan uang terdapat dua macam sistem yakni Pseudo Gold danu Uang Flat. Dalam sistem Pseudo gold, uang yang dicetak dan beredar didukung dengan cadangan emas atau perak yang dimiliki badan yang menerbitkannya. Sedangkan sistem Flat, uang tidak didukung aset atau apa pun. Artinya, dalam sistem flat inilah yang disebut bahwa pemerintah atau badan yang menerbitkan uang dapat menciptakan uang sebanyak apa pun sesuai keinginannya. 

Apabila suatu negara mencetak uang tanpa kontrol yang ada bukannya negara tersebut menjadi kaya namun malah membuat negara semakin miskin. 

kenapa demikian? yap, karena ketika jumlah uang yang beredar semakin banyak, maka harga-harga barang akan melambung tinggi dan akan menimbulkan inflasi atau bahkan hiperinflasi. dengan demikian jika dicetak terus-menerus maka kehadiran uang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai kekayaan karena nilainya pun semakin merosot. 

Tahukah Anda? Indonesia Juga Pernah Mencetak Uang dalam Jumlah Banyak 

Yap, tepatnya pada zaman pemerintahan kepresidenan Soekarno, nah pada saat itu pencetakan dilakukan karena pemerintah belum dapat memaksimalkan pungutan pajak dari rakyat. Hingga akhirnya presiden pertama pun mengambil kebijakan dalam mencetak uang secara berlebih dari situ inflasi pun tak dapat dihindari lagi. Kejadian ini pun sempat membuat mahasiswa melakukan unjuk rasa agar harga-harga diturunkan. Aksi untjuk rasa ini dikenal dengan tritura atau tiga tuntutan rakyat yang mana salah satu tuntutannya adalah menuntut diturunkannya harga-harga yang pada saat itu amat sangat melambung tinggi. 

Berbagai Negara Yang Terkena Hiperinflasi Gara-Gara Mencetak Uang Berlebih

1. Zimbabwe 

Pemerintah Zimbabwe memberlakukan kebijakan pencetakan uang dalam jumlah besar untuk meningkatkan jumlah staf yang diharapkan untuk mendukung pemerintah. Hasilnya adalah inflasi yang gila. Negara ini memegang rekor  inflasi tertinggi di dunia sebesar 2,2 juta persen (2,2 juta persen) pada tahun 2008. 

 Inflasi begitu cepat sehingga inflasi  Zimbabwe akan terjadi dalam hitungan menit, bukan minggu atau bulan. Pekerja di toko-toko Zimbabwe  sibuk mengubah label harga barang yang mereka jual setiap beberapa detik karena harga terus berfluktuasi karena inflasi yang tidak normal.  

Pada tanggal 20 Juli 2008, sebuah bank di Zimbabwe mengeluarkan uang kertas $ 100 miliar. Ini adalah jumlah rekor  terbesar di dunia. Ironisnya, uang  yang tinggi itu tidak sepadan, karena dimakan oleh inflasi karena harganya yang sangat tinggi. Misalnya, untuk membeli bahan makanan, orang di Zimbabwe harus membawa uang ke ember.

2. Venezuela 


Lihatlah betapa banyak uang yang dikeluarkan untuk membeli segulung tisu di Venezuela.

Sejak 2015, Bank Sentral Venezuela telah berhenti menerbitkan data statistik. Namun, Steve Hanke, seorang ekonom di Universitas Johns Hopkins, menempatkan angka ini pada 18.000%.  Untuk mendapatkan kembali dukungan bagi kaum miskin di Venezuela, pemerintah mencetak uang tambahan untuk menaikkan upah minimum. Sayangnya, ini adalah mimpi buruk Petroland berikutnya. 

 Pemerintah Venezuela sedang berjuang untuk mendapatkan kredit dalam menghadapi kerugian. Karena penolakan kreditur, pemerintah mencetak ulang uang itu,  sehingga semakin mengurangi nilainya.  Mata uang Venezuela  melemah akibat inflasi dan hobi  mencetak uang pemerintah. Oleh karena itu, penurunan nilai tidak dapat dihindari.  Penurunan nilai mempengaruhi daya beli masyarakat. Akibatnya, sulit untuk mendapatkan bahan-bahan makanan di negara tersebut.

 Pemerintah telah mengambil beberapa langkah yang dianggap strategis, antara lain Mengubah Ubah mata uang.  Awalnya, negara menggunakan Bolivar Kuat. Setelah itu, saya beralih ke CryptoPetro. Pemerintah Venezuela baru-baru ini mengganti mata uang sebelumnya dengan Sovereign Bolivar.

Nah itu dia berbagai informasi terkait betapa bahayanya jika suatu negara mencetak uang berlebih. Semoga dnegan membaca keseluruhan Artikel ini membuat wawasan Anda terbuka lebih luas. 

Baca Juga :  Mari Kita Mengenal Uang

Yuk Cek artikel menarik lainnya di mindautama.com

Biaya untuk belajar kesetaraan Paket C di PKBM Minda Utama sangat ekonomis dan terjangkau hanya dengan membayar 100ribu rupiah untuk cicilan pertama Anda bisa langsung belajar di PKBM Minda Utama dengan waktu yang fleksibel maka dari itu jangan ragu dan segera daftarkan diri anda. 


Comments
* The email will not be published on the website.