Hidup di negara dengan penduduk terbanyak sedunia tidak pernah mudah.
Dengan penduduk lebih dari 1,5 miliar jiwa, hidup di Tiongkok tak akan memberimu jaminan apapun selain mati-matian berjuang dan bersaing untuk menuju puncak. Anak-anak Tiongkok, ternyata diam-diam sudah dipersiapkan untuk menghadapi tantangan karena di tahun pertama mereka sekolah, sistem pendidikan di Tiongkok sudah tak mengenal kata 'ampun'.
Masha Pipenko, seorang pengajar bahasa Inggris asal Rusia berbagi pengalamannya selama berada di Tiongkok. Dan menurutnya, sistem pendidikan Tiongkok sangat menarik untuk dibicarakan, apalagi jika dibandingkan dengan sistem pendidikan negara lainnya.
Memang seperti apa sih sistem pendidikan Tiongkok?
Penghangat ruangan hanya tersedia di sekolah-sekolah di bagian utara Tiongkok. Gedung sekolah pada umumnya dibangun untuk temperatur hangat, yang artinya saat musim dingin temperatur bisa di bawah nol derajat celcius para guru dan murid tak punya pilihan lain kecuali mengenakan jaket tebal selama belajar mengajar.
Seragam sekolah biasanya berupa setelan seragam olahraga dan sebuah jaket. Semua sekolah dikelilingi dengan gerbang besar dan tinggi serta hanya dibuka saat jam masuk dan pulang sekolah.
Sekolah pada umumnya diawali dengan pemanasan di pagi hari dan kemudian para siswa berbaris untuk melakukan upacara bendera. Semua murid melakukan pemanasan di halaman dan atap sekolah mereka sambil mendengarkan instruksi guru olahraga.
Juga setiap jam dua siang, musik akan mulai dimainkan, dan semua murid akan dengan teratur keluar dari keals mereka dan mulai berbaris untuk melakukan pemanasan kembali.
Saat jam istirahat, anak-anak biasanya makan di kantin dan bercengkerama satu sama lain. Para guru mendapatkan makan siang gratis. Biasanya makan siang mereka berupa hidangan tradisional: daging, sayuran, nasi dan semangkuk sup. Sekolah swasta yang mahal akan menyediakan yogurt dan buah-buahan.
Beberapa sekolah dasar akan melakukan sesi tidur siang beberapa menit setelah istirahat makan siang selesai.
Mereka selalu dipanggil dengan nama terakhir mereka seperti "Guru Zhan" atau "Guru Xian" atau hanya "Guru". Para murid juga harus memberi hormat dengan membungkuk ketika bertemu dengan guru.
Seorang guru diperbolehkan untuk menampar muridnya dengan tangan atau penggaris jika murid terbukti melakukan kesalahan fatal. Semakin terpencil sekolah, maka akan semakin sering hukuman fisik diberikan. Beberapa murid yang terbukti tak mampu belajar bahasa Inggris dengan baik akan dipukul menggunakan tongkat kayu.
Mulai dari peringkat A hingga F, di mana peringka A setara dengan 90-100 dan F setara dengan nilai di bawah 59. Motivasi untuk selalu berperilaku baik adalah hal penting bagi sistem pendidikan Tiongkok. Contohnya, seorang murid akan menerima satu bintang penghargaan ketika berhasil menjawab pertanyaan. Ketika ia berulah saat kegiatan belajar mengajar, maka bintang yang dimiliki akan berkurang.
Jadi pada dasarnya ini adalah kompetisi terbuka.
Pelajaran biasanya dimulai pukul 8.00 dan berakhir pukul 16.00. Kemudian anak-anak akan pulang dan mengerjakan PR hingga pukul 22.00. Di kota besar, anak-anak akan dibekali dengan les tutor, kelas musik, seni dan olahraga pada akhir pekan. Kompetisi di kota besar begitu tinggi sehingga banyak orangtua yang memberi banyak pelajaran tambahan untuk anak-anak mereka mulai usia yang sangat muda.
Jika anak-anak mendapat nilai yang buruk, mereka tak akan bisa masuk universitas dengan mudah.
Biaya sekolah privat mencapai 1.000 dolar AS per bulan, namun pelajaran yang diberikan juga akan semakin berat. Belajar bahasa asing adalah mata pelajaran yang paling penting. Murid akan menjalani dua hingga tiga kelas bahasa Inggris per hari, dan murid-murid dari sekolah elit sudah mulai berbicara menggunakan bahasa Inggris dengan lancar sejak kelas lima.
Anak-anak akan duduk dan belajar banyak materi pelajaran. Para guru akan berkali-kali mengulang kata tanpa peduli apakah murid mereka benar-benar mengerti apa yang dikatakan.
Mereka akan masuk ke asrama dan berlatih keras mulai dari pagi hingga malam. Jika mereka cukup beruntung, mereka akan menerima pendidikan dasar sehingga mampu untuk menulis dan membaca. Namun karena bahasa Mandarin sendiri sudah cukup sulit, tak jarang hukuman fisik diberikan di institusi kung fu.
Adalah hal yang wajar jika guru menghukum muridnya dengan menggunakan pukulan kayu atau menendang mereka. Ketika sudah lulus, para orangtua akan melihat anak-anak mereka telah mampu menggunakan kung fu dan peluang yang terbuka untuk memiliki karier.
Tiga prinsip utama yang diterapkan di sekolah kung fu ada tiga, yaitu: kemampuan untuk bekerja keras, disiplin, dan menghormati orang yang lebih tua.
Mungkin itulah kenapa bangsa Tiongkok menjadi pemimpin dalam berbagai bidang. Soal kompetisi dengan berbagai orang di dunia, rasanya itu bukanlah kompetisi yang sebenarnya karena mereka sudah terbiasa berkompetisi sejak usia yang sangat dini.
Dengan berbagai pertimbangan dan melihat kekurangan sistem pendidikan kita, menurutmu apakah sistem pendidikan seperti ini bisa memperbaiki Indonesia?
sumber : disini http://bit.ly/321snTI